Tuesday, August 21, 2012

Tabungan Sampah Kering (TASAKE) RW. 03 Rawajati


Bank Sampah di RW 03 Rawajati, Pancoran adalah upaya warga untuk penghijauan dan mengurangi volume sampah. Setiap warga memiliki buku tabungan sampah kering (Tasake) di Bank Sampah. Setiap sampah kering yang dibawa warga akan dihitung lalu dibayar pada akhir bulan setelah sampah laku terjual. Dari hasil setoran itu, anggota akan mendapat bayaran sesuai harga dari sampah yang disetor. Sampah organik dijadikakan pupuk kompos untuk tanaman warga.

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga RW 03 Rawajati, Pancoran, Jakarta Selatan patut diteladani dalam hal pengolahan sampah di Jakarta, khususnya sampah rumah tangga. Petugas Dinas Kebersihan tidak perlu lagi mengumpulkan sampah warga, sebab warga Rawajati memiliki bank sampah, tempat daur ulang sampah rumah tangga.

"Awalnya, tahun 2001, inisiatif warga ingin mengolah sampah rumah tangga dan menghijaukan Rawajati yang saat itu masih gersang, yang tumbuh hanya alang-alang" ujar Awarsono, pengurus bank sampah dan Ketua Kampung Agro Wisata Rawajati, Sabtu (28/7/2012).

Dia mengatakan, warga kemudian sepakat menanam enam pohon di setiap rumah. Untuk pupuknya, mereka mengolah sampah dari warga jadi pupuk kompos. "Maka dibangunlah bank sampah, hasilnya kami jual ke warga lagi," terang Warsono.

Caranya sederhana, warga memisahkan antara sampah organik dan anorganik, lalu dikumpulkan di bank sampah yang berada tak jauh dari rumah warga. Pengurus bank sampah yang terdiri dari Tim PKK dan Pengurus RW akan mengolah sampah organik menjadi pukuk kompos, sedangkan sampah anorganik dikumpulkan lalu dijual. Dengan adanya bank sampah selain dapat mengurangi  volume sampah di Jakarta, juga dapat menimbulkan nilai ekonomis untuk warga.

Setiap warga memiliki buku tabungan sampah kering (Tasake) di Bank Sampah. Setiap sampah kering yang dibawa warga akan dihitung lalu dibayar pada akhir bulan setelah sampah laku terjual. Dari hasil setoran itu, anggota akan mendapat bayaran sesuai harga dari sampah yang disetor. Bayarannya diberikan pada bulan berikutnya.

Untuk koran/kadus dibeli Rp 700/kg, aluminium/logam Rp 9.000/kg, plastik kresek Rp 400/kg, gelas dan botol air minum kemasan Rp 2.700/kg, buku dan majalah Rp 400/kg sedangkan pupuk kompos dijual 5.000/bungkusan.

"Saya senang Bang, soalnya selain udara di sini jadinya cukup sejuk, anak saya juga bisa dapat Rp 200.000 per bulan, dia juga jadi rajin mengumpulkan sampah plastik di halaman," ujar Sumiati, warga setempat.

Menurut Kadis Kebersihan DKI Jakarta Eko Baruno, bank sampah di RW 03, Kelurahan Rawajati, Pancoran, Jakarta Selatan, dijadikan proyek percontohan untuk seluruh RW di DKI Jakarta dalam mengelola sampah rumah tangga. Dengan adanya bank sampah, selain dapat mengurangi  volume sampah di Jakarta, juga dapat menimbulkan nilai ekonomis untuk warga.

No comments:

Post a Comment